Senin, 09 Maret 2009

Mayoritas Masyarakat Tidak Setuju

TOLAK PROPINSI CIREBON !!!

Segelintir orang, yang dengan beraninya mengatakan atas nama rakyat Majalengka kemarin mengikuti pendeklarasian Propinsi Cirebon di sebuah hotel di Cirebon. Padahal sejujurnya, mereka bukan mewakili rakyat Majalengka. Mereka patut diduga hanyalah orang yang sedang mencari peruntungan dengan berkembangnya isu pembentukan propinsi Cirebon, yah..makanya ada orang yang mengatakan mereka adalah para pelacur politik.

Pemerintah dan rakyat Kabupaten Majalengka sendiri, sangat tidak apresiatif terhadap isu pembentukan Propinsi Cirebon. Seperti diketahui, Bupati H. Sutrisno, SE sendiri sampai saat ini masih belum merespon dengan baik pembentukan Propinsi Cirebon ini. Begitu juga dengan DPRD Kabupaten Majalengka, hanya seorang M. Iqbal saja yang kemarin menghadiri pendeklarasian, itupun bukan mewakili DPRD Majalengka, hanya pribadi saja.

Salah seorang wakil ketua DPD KNPI Kabupaten Majalengka, Mang Yugi Gunawan, bahkan sudah secara tegas menolak digabungkannya Kabupaten Majalengka dengan Propinsi Cirebon. Mang Yugi, begitu biasa dipanggil, mengungkapkan alasan-alasan yang dikemukakan P3C hanyalah pembodohan belaka, dan tidak mewakili seluruh rakyat Majalengka. Yugi juga mengingatkan, bahwa salah satu hasil Muskab KNPI Majalengka tahun 2008 adalah menolak digabungkannya Kabupaten Majalengka dengan Propinsi Cirebon atau apapun namanya. (sumber: radar cirebon)

Rais alias Rahmat Iskandar, salah seorang budayawan ternama, dalam sebuah orasinya pada salah satu acara mengatakan, bahwa secara kajian budaya, kultur, dan sejarah; Majalengka tidak pernah bersatu dengan Cirebon. Majalengka hanyalah merupakan temen, sahabat, friend bagi Sumedang dan Priangan pada umumnya. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan Cirebon. Dan pada akhir orasinya, Rais dengan lantang mengatakan, "Tong pipilueun nyieun Propinsi Cirebon".

Dedi Kusnadi, salah seorang tokoh pendidikan Kabupaten Majalengka pun sangat tidak setuju dengan digabungkannya Majalengka dengan Propinsi Cirebon. Dalam sebuah komunikasinya dengan penulis, beliau mengatakan tidak setuju dengan adanya wacana Propinsi Cirebon.

Kenapa banyak yang menolak digabungkannya Majalengka dengan Propinsi Cirebon? Berikut ini mungkin jawabannya;
1. Sekitar 88% hasil pemekaran daerah masih menggantungkan diri kepada pemerintah pusat. Padahal sebelum dimekarkan, penggagasnya yakin dengan kemampuan daerah yang akan dimekarkannya. Dengan kata lain, pemekarannya sangat tidak menguntungkan.
2. Patut diduga, pemekaran ada kaitannya dengan "pencarian nafkah" alias motif ekonomi. Seperti keuntungan dengan menjadi pejabat, proyek sekolah, kantor, dsb.
3. Memberatkan APBN.
4. Secara kultur, jelas berbeda sekali antara masyarakat Kabupaten Majalengka dan Kuningan dengan Masyarakat Cirebon/Indramayu.
5. Pelayanan Propinsi tidak akan begitu penting, karena sekarang dengan otonomi daerah kabupaten diberi wewenang yang seluas-luasnya dalam membuat kebijakan.
6. Kebanggaan, kesejahteraan dan kebahagiaan menjadi masyarakat Jawa Barat.

Hubungi; tetap_jabar@yahoo.com

Jadi, TOLAK PROPINSI CIREBON!!!!


Wassalam;
Masyarakat Tetap Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar